Sabtu, 24 Februari 2018

Yogyakarta

Mahasiswa mana sih yang menolak indah dan nyamannya kota Yogyakarta? Ya, aku salah satu mantan mahasiswa yang sudah terlanjur jatuh cinta sama kota ini. Banyak hal yang aku pelajari dari Yogyakarta, mulai dari gaya hidupnya, keramahannya, sosial masyarakatnya, makanannya yang uenak tapi sesuai kantong, dan banyak lagi hal lainnya. Disini aku mau berbagi sedikit cerita tentang salah satu pengalaman yang baru aja aku alami, dan yang menurutku kaya akan makna dari Yogyakarta :)

Saat itu aku bersama mama papaku pergi ke sebuah masjid di daerah kraton Yogyakarta. Karena hari yang cukup panas dan kurangnya tempat untuk berteduh, akhirnya kami duduk di daerah parkiran motor. Beberapa menit kemudian, papaku masuk ke dalam masjid untuk solat jumat, sedangkan aku dan mamaku masih duduk di parkiran motor. Saat khutbah sudah dimulai, datang seorang kakek membawa motor matic nya mengarah kepada kami. Sepertinya kakek itu ingin memarkirkan motornya di dekat kami, tapi karna tidak tau harus pindah kemana akhirnya aku dan mamaku tetap duduk di parkiran itu. Kakek itu mematikan mesin motornya, lalu memutar balik motornya sehingga bagian depan motor tidak mengarah ke kami. Aku dan mamaku heran, sebenernya apa sih yang mau dilakukan kakek ini. Ternyata, dia mau memarkirkan motornya didekat kami, namun enggan jika bagian depan motornya mengarah ke kami. Kakek itu menatap kami dengan tersenyum, kami pun membalas senyuman kakek itu. Setelah memarkirkan motornya, kakek itu pergi ke masjid untuk solat jumat. 


Memang ini kejadian yang biasa saja, tapi menurutku sangat dalam maknanya. Baru disini aku melihat seorang yang begitu sopan dan menghormati orang lain, bahkan itu seorang kakek yang seharusnya kami yg mengalah sebagai anak muda. Disini aku mengambil pelajaran bahwa rasa saling menghormati bukan hanya dilakukan untuk yang muda ke tua saja, tapi juga sebaliknya. Dengan adanya kejadian ini aku merasakan lagi hal istimewa di Yogyakarta, keramahan masyarakatnya yang belum tentu bisa ku dapatkan ditempat lain.


Satu hal yang aku pikirkan saat itu, apakah aku masih bisa merasakan keramahan seperti ini jika aku pergi meninggalkan Yogyakarta. Aku harap jika nanti aku pergi dari Yogyakarta, aku masih bisa merasakan keramahan ini. Izinkan aku untuk kembali ke kotamu ya, Yogyakarta :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar